Senin, 29 Juni 2009

PEREGANGAN


PEREGANGAN BERPASANGAN

Sebagai pedoman, pada umumnya tahapan-tahapan dalam melakukan peregangan berpasangan tidak berbeda dengan peregangan tanpa pasangan, yaitu: Hembuskan nafas pada proses membentuk sikap tertentu, kemudian bertahan pada posisi meregang dalam hitungan tertentu. Kedua orang yang sedang berlatih harus selalu berkomunikasi. Yang berperan sebagai pembantu harus tahu batas daya regang otot temannya, demikian juga yang sedang melakukan peregangan harus memberitahu pada temannya, apakah sudah cukup atau belum. Akhiri peregangan dengan mengendurkan otot kembali. Lakukan bagian kanan dan kiri secara bergantian.

Peregangan berpasangan dapat dilakukan sambil berdiri, duduk, atau berbaring. Anda dapat memodifikasi jenis peregangan ini dengan teknik-teknik yang lain, namun harus dengan bimbingan seorang yang ahli, karena sebagaimana telah diterangkan, apabila peregangan dilakukan tanpa cara yang benar, bukan manfaat yang didapat melainkan cedera yang mungkin terjadi

PEREGANGAN BERPASANGAN SAMBIL BERDIRI

PEREGANGAN BERPASANGAN SAMBIL DUDUK

PEREGANGAN BERPASANGAN SAMBIL BERBARING

TEKNIK TANDING PENCAK SILAT


SERANGAN LANGSUNG

Peraga: Dede Iman Nurgana, Deden Herdiansyah - Penata Teknik: Gending Raspuzi

Serangan langsung dapat dilakukan terhadap posisi atau sikap pertahanan lawan yang diperkirakan lemah. Anda perlu memperkirakan jarak ideal anda dengan lawan. Jarak yang terlalu jauh memerlukan waktu yang relatif lebih lama dalam menjangkau sasaran. Selain itu lawan akan mudah menerka ke mana arah serangan, sehingga lawan akan mudah mengantisipasinya. Demikian pula jarak yang terlalu dekat menjadikan serangan menjadi tidak efektif.

Teknik serangan langsung memerlukan kecepatan tinggi, karena harus dianggap bahwa lawan berada dalam posisi siaga penuh saat menunggu serangan anda. Namun di sisi lain anda juga harus jeli dalam menilai sikap lawan. Perhatikan saat lawan lengah, tentukan waktu yang tepat untuk melancarkan serangan langsung. Tenaga yang akan dikeluarkan juga harus memiliki tenaga ledak (explosive) tinggi untuk mendapatkan hasil yang optimal.(Graspuzi)

A. Serangan langsung yang mendapat nilai 1 (satu)

Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran, atau elakan lawan. Serangan dengan tangan yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan teknik serangan menggunakan tangan dalam bentuk apapun, bertenaga, mantap, tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan dengan dukungan kuda-kuda atau tumpuan kaki yang baik. Di samping itu harus diperhatikan jarak jangkauan yang tepat dan lintasan serangan yang benar.

B. Serangan langsung yang mendapat nilai 2 (dua)

Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran, atau elakan lawan. Serangan dengan kaki yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan teknik serangan menggunakan kaki dalam bentuk apapun, bertenaga, mantap, tidak disertai tangkapan/pegangan, tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan dengan dukungan kuda-kuda atau tumpuan kaki yang baik. Di samping itu harus diperhatikan jarak jangkauan yang tepat dan lintasan serangan yang benar.

C. Serangan langsung yang mendapat nilai 3 (tiga)

Teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan. Teknik jatuhan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat menjatuhkan lawan sehingga bagian tubuh dari lutut ke atas menyentuh matras.

Titip Pesan Kepada Warga SH Terate

Untuk dulur - dulurku yang saat ini menjadi pejuang sejati untuk perkembangan SH Terate dimanapun berada, (Contohnya mungkin anda sekarang menjadi Pelatih, dan menjadi Pengurus apapun didalam SH Terate) Saya berpesan ; bersabarlah, dan berdo'alah, semoga Allah membalas semua amal anda semua.

Memang betul perjuangan kita ini akan mendapat martabat yang sangat tinggi jika itu semua dibarengi dengan tulus ikhlas, tanpa ada paksaan untuk itu, karena mengajarkan SH Terate kepada orang lain, SH berarti Setia Hati ; dengan maksud terkandung kita ini harus Setia pada Hati kita sendiri. Seperti Firman Allah : Allah tidak akan melihat bentuk wajahmu, melainkan melihat hatimu (cuplikan ayat), jadi kita mengamalkan kepada orang lain, maka kita akan mendapat pahala. amin

Karena didalam SH Terate tidak ada yang namanya menjadi pelatih ataupun pengurus yang mendapat gaji, atau imbalan, tapi itu semua hanyalah pengorbanan yang sangat besar atas semua waktu dan tenaga yang telah anda korbankan untuk SH Terate tercinta ini.

Tetapi sebaliknya penulis ; berpesan ; jika ada warga SH Terate menjadi pengecut dan menjadi pecundang dan tidak bisa membawa nama SH Terate ini semakin baik, maka tunggulah saatnya anda akan mendapat karma, karena SH Terate ini bukan milik pribadi atau golongan, melainkan milik kita bersama, maka jika anda terlanjur berbuat maka bertobatlah supaya kita semua selamat dunia sampai akhirat.

Penulis berkarya ini semua semata bukan untuk pamer melainkan demi tercapainya tujuan - tujuan SH Terate, saran dan kritik selalu penulis harapkan

Sabtu, 20 Juni 2009

SURODIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI


Kalimat seperti judul di atas sudah sering kita dengar dan kita sudah mengerti pula apa makna dari kalimat itu. Namun dalam perjalanan hidup ini kita kadang sering mengabaikan akan makna yang terkandung dalam kalimat tsb, sehingga lupa untuk menjalankkanya dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu kami akan mengingatkan kembali kalimat tsb agar kita dapat menjalankannya demi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat kelak sebagai amal dan perbuatan yang diridhoi oleh Tuhan yang Maha Esa.
Surodirojoyoningrat Lebur Dening Pangastuti (Surodirojoyoningrat= angkara murka alias jahat, Pangastuti= pamuji rahayu, menyembah kepada Tuhan YME) yang artinya segala bentuk kekuatan yang dengan keangkaramurkaan akan hancur dengan pamuji rahayu (kekuatan Tuhan YME). Betapa kita sering mendengar tentang cerita dalam kehidupan sehari-hari, cerita sejarah, hikayat, dongeng maupun cerita komik (fiktif) bahwasannya segala bentuk kejahatan, keangkaramurkaan itu seringkali dan pasti akan akan kalah dan hancur oleh kebaikan (kekuatan Tuhan YME). Tiada dipungkiri memang itulah janji Tuhan kepada semua umat manusia barang siapa yang berbuat kebajikan dan kebenaran akan selalu mendapat perlindungan-Nya (dengan keridhoan-Nya kita akan diberi keselamatan dan kekuatan untuk menghancurkan segala bentuk kejahatan). Dalam kitab suci semua agamapun menyebutkan demikian agar hendaknya kita tidak takut dalam menghadapi kejahatan, dan apabila kita mati dalam menghadapi kejahatan, Tuhan YME sudah menjanjikan surga bagi kehidupan akhirat kita kelak (manusia dapat dimatikan, manusia dapat dihancurkan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama ia masih percaya/setia pada dirinya sendiri).
Sopo sing suci adoh saka bebaya pati artinya siapa yang suci (bersih dari kerusakan hati) akan dijauhkan dari bahaya kematian. Dengan kita membersihkan hati, menjauhi segala macam semua yang berakibat merusak hati, dalam perjalanan hidup kita menjadi tenang , tentram dan kasih sayang. Denga kehidupan yang damai ini tentunya kita akan jauh dari kejahatan dan kejahatan itu sendiri akan enggan mendekati kita. Betapa tidak kita akan punya sifat yang sabar dan narima, sehingga segala macam cobaan yang mendera kita, akan kita terima dengan lapang dada dan merupakan ujian bagi kita untuk mengukur seberapa tinggi keimanan kita kepada Tuhan YME. Kita akan dijauhkan dari kematian yang diakibatkan oleh kematian yang bukan merupakan takdir dari Tuhan YME. Sejarah telah membuktikan betapa orang-orang yang suci selalu mendapat perlindungan dari Tuhan YME supaya mereka dapat menyebarkan kebaikan di dunia ini. Kejahatan tak dapat dapat membunuhnya, hanya takdirlah yang dapat mematikannya.
MAKAM PARA SESEPUH SH TERATE

KI AGENG SOERODIWIRYO
  • Beliau adalah Pencipta Pencak Silat SH dan pendiri Persaudaraan SETIA HATI dan merupakan embrio dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Beliau wafat pada tahun 1944 dan dimakamkan di Komplek Pemakaman umum Desa Winongo - Madiun
suro


KI HAJAR HARDJO OETOMO
  • Beliau adalah pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate pada tahun 1922. Beliau wafat pada tahun 1948 dan dimakamkan di komplek Pemakaman Umum Desa Pilangbango - Madiun ( sebelah timur Kota Madiun ).
Photobucket


RM. SOETOMO MANGKOEDJOJO
  • Beliau adalah Ketua Umum pertama sejak Persaudaraan Setia Hati Terate diubah strukturnya dari Perguruan menjadi Organisasi - mempunyai AD / ART. Beliau wafat pada tahun 1975 dan di makamkan di Komplek Pemakaman Umum Cangkring Kota Madiun ( sebelah barat Stadiun Wilis Madiun ).
tomo



RM. IMAM KOESSOEPANGAT
  • Beliau adalah salah seorang pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate yang pada masa jabatannya PSHT mengalami perkembangan yang sangat pesat. Beliau wafat pada tahun 1988 dan dimakamkan di Komplek Pemakaman Umum Taman Kota Madiun.
imam




Jumat, 19 Juni 2009

Sambung: Sambung Rasa dalam SH Terate

Sambung: Sambung Rasa dalam SH Terate







Sambung (Tarung) adalah salah satu sarana untuk mempererat tali persaudaraan sesama siswa, juga digunakan sebagai sarana untuk melepas rindu antar sesama warga SH Terate. Di sini tidak ada hebat-hebatan ataupun menang-menangan. Selain itu pula, Sambung adalah sarana untuk mengukur kemampuan pencak silat dari siswa maupun Warga SH Terate. Jadi?

Orang SH Terate Jadilah Seperti Bunga Teratai

Orang SH Terate Jadilah Seperti Bunga Teratai


Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai salah satu cabang bela diri yang membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, terus mewanti-wanti para warganya dengan memberikan ke-SH-an. Pemberian ke-SH-an ini dimaksudkan agar semua warga (pendekar) SH Terate mampu menjadi manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah, saling menghamat-hamati antar saudara dan saling nasihat-menasihati dalam kebenaran.

Kadang-Kadang SH Terate semua, melalui tulisan yang sangat sederhana ini, kami ingin mengajak pada para Kadang semua untuk ingat pada nama dan semboyan kita TERATE. Seperti yang ditulis oleh Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya "Atlas Tumbuhan Obat Indonesia" Jilid 4 terbitan Puspa Swara, Jakarta, bunga teratai sebagaimana yang tertuang dalam lambang organisasi kita, memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Marilah kita jadikan diri kita sebagai manusia yang "Memayu Hayuning Bawono" seperti bunga teratai itu.

Teratai yang dalam berbagai bahasa - misalnya seroja (Malaka), padma (India), terate (Jawa), lien (Cina), sacred lotus (Inggris) memilik khasiat yang sangat besar. Teratai merupakan tumbuhan air yang indah, asli dari daratan Asia. Biasanya teratai dibudidayakan di kolam, pot bunga, juga kadang-kadang tumbuh di rawa-rawa.

Adapun beberapa manfaat dari teratai adalah sebagai berikut:
  1. Biji teratai (lian zi), berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, tonik untuk jantung, limpa, sistem reproduksi, penenang (sedatif), menguatkan limpa dan dan lambung.
  2. Tunas biji teratai (lian zi xin), menghilangkan panas dalam di jantung, meredakan demam, menghentikan pendarahan, menghambat ejakulasi dini.
  3. Kulit biji teratai, berguna menghentikan pendarahan, menghilangkan panas dalam di lambung, serta mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
  4. Benang sari (lian xu), meredakan panas jantung, menguatkan fungsi ginjal, menghambat ejakulasi dini, dan menghentikan pendarahan.
  5. Dasar bunga (receptacle), berguna menghancurkan bekuan darah, menghentikan perdarahan, dan menolak lembab.
  6. Tangkai teratai (dari tangkai daun/lian geng dan tangai bunga/liang fang) berkhasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), pereda demam, melancarkan kencing, tonik pada limpa.
  7. Daun (he ye), berkhasiat membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan Yang, dan menghentikan pendarahan.
  8. Dasar daun berkhasiat sebagai pereda demam dan menghilangkan lembab, menormalkan haid, dan menghuatkan kehamilan.
  9. Jika dimakan mentah rimpang teratai (ou jie) - rimpang adalah bagian dari batang dan bagian-bagian lain yang bukan daun dan akar - berkhasiat sebagai pereda demam, mendinginkan rasa panas yang dalam, dan menghancurkan darah beku. Jika dimakan setelah masak, berkhasiat menguatkan limpa, meningkatkan selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot, dan obat diare.
  10. Tepung dari rimpang berkhasiat menghentikan pendarahan, penambah darah, serta mengatur fungsi ginjal dan limpa.
  11. AKar berkhasiat menghentikan pendarahan, membuyarkan darah beku, dan penenang
Jadi, marilah saudara-saudaran kadang-kadang SH Terate, jadilah manusia berbudi luhur tahu benar dan salah seperti bunga teratai yang selalu memberi manfaat pada manusia, dari akar sampai daun dan bunganya semua memiliki manfaat. Tidak ada bagian dari bunga teratai yang tidak ada manfaatnya. Maka kita sebagai manusia SH Terate pun akan selalu bermanfaat. Bunga teratai dapat tumbuh di mana pun, selalu tampak indah, sekalipun tumbuh di comberan. Pun demikian halnya dengan kita, manusia SH Terate pun akan dapat bersinar dan harus bersinar dalam kondisi bagaimanapun dan di tempat seperti apapun, dapat menyinari sekitarnya dan bermanfaat bagi lingkungannya serta menjadi sosok yang selalu dapat dijadikan panutan dan indah dipandang orang, seperti semboyan kita "Memayu Hayuning Bawono".

Memayu Hayuning Bawono

Memayu Hayuning Bawono

Salah satu falsafah terpenting SH Terate adalah Memayu Hayuning Bawono. Namun masih banyak di antara kita (warga SH Terate) yang belum mengetahui makna dari kata-kata itu. Suatu hari pernah saya ditanya oleh siswa SH Teratem "Mas, sebenarnya apa sih makna kata Memayu Hayuning Bawono?". Saya jawab, "Artinya tidak jauh berbeda dengan rahmatan lil 'alamin".


Terlepas mirip atau tidak, namun kata-kata itu berasal dari bahasa Jawa, yang mana tidak semua warga SH Terate adalah orang Jawa. Bahkan yang orang Jawa sekalipun belum tentu paham.

Mengacu pada inti sari buku Memayu Hayuning Bawono yang di tulis oleh DR. Budya Pradipta yang pernah juga disampaikan di Global Summit (Pertemuan Puncak Dunia) sebagai agenda for Action bagi United Religions Inisiative, kata Memayu berasal dari kata hayu (cantik, indah atau selamat) dengan mendapat awalan ma menjadi mamayu (mempercantik, memperindah atau meningkatkan keselamatan) yang diucapkan sering-sering sebagai memayu.

Kata Hayuning berasal dari kata hayu dengan mendapatkan kata ganti kepunyaan ning (nya) yg berarti cantiknya indahnya atau selamatnya (keselamatannya) terjemahan bebasnya dari memayu hayuning: mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan.

Kata Bawono berarti dunia dalam pengertian dunia batin, jiwa atau rohani. Sedangkan untuk pengertian lahiriah ragawi, atau jasmaniahnya dipergunakan kata buwono yang berati dunia dalam arti fisik. Bawono terdiri dari tiga macam arti dan makna yaitu:

- Bawono Alit (kecil) yg bermakna pribadi dan keluarga
- Bawono Agung (besar) yg berati masyarakat, bangsa, negara dan international (global)
- Bawono Langgeng (abadi) adalah alam akhirat

Secara keseluruhan terjemahan bebas dari Memayu Hayuning Bawono adalah mengusahakan (mengupayakan) Keselamatan, Kebahagiaan, dan Kesejahterann Hidup di Dunia. Sepi ing pamrih, Memayu Hayunig Bawono (credo) Sepi ing pamrih rame ing gawe, Sastro Cetho Harjendro Hayuning.

Sementara ada juga pihak yang menterjemahkan
pengertian Memayu Hayuning Bawana ini menegaskan bahwa segenap tubuh manusia (kita) di dalam jiwa dan tubuh jasmaninya saling berhubungan dan berkaitan secara seimbang dengan energi alam semesta yang membawa energi hawa dengan nafsu yang ada di jiwa kita, yang keduanya tidak bisa dipisahkan.

Melacak Akar Konflik Antar Perguruan Silat di Karisidenan Madiun

Melacak Akar Konflik Antar Perguruan Silat di Karisidenan Madiun


Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) di karesidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa.

Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun. Hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi.

Kedua perguruan tersebut awalnya merupakan satu perguruan yaitu Setia Hati (diawali berdirinya Sedulur Tunggal Kecer) yang berdiri di
kampung Tambak Gringsing Surabaya oleh KI Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada tahun 1903. Pada tahun tersebut KI Ngabei belum menamakan perguruannya dengan nama Setia Hati namun, bernama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” hanya dengan 8 orang siswa, didahului oleh 2 orang saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung KI Ngabei sendiri) dan kenevel Belanda. Organisasi silat tersebut mendapat hati di kalangan masyarakat sekitar tahun 1917, yang mana Joyo Gendilo Cipto Mulyo mealkukan demonstarsi silat secara terbuka di alun–alun Madiun dan menjadikannya sebgai perguruan yang popular di kalangan masyarakat karena gerakan yang unik penuh seni dan bertenaga.

Pada tahun 1917 Joyo Gendilo Cipto Mulyo bergati nama dengan Setia Hati. Pendiri perguruan tersebut meninggal pada tanggal 10 November 1944 dalam usia 75 tahun, dengan meninggalkan wasiat supaya rumah dan pekarangannya diwakafkan kepada Setia Hati dan selama bu Ngabei Soero Diwiryo masih hidup tetap menetap di rumah tersebut dengan menikmati pensiun dari perguruan tersebut.

KI Ngabei dimakamkan di Desa Winongo Madiun dengan batu nisan garnit dengan dikelilingi bunga melati. Dan oleh berbagai kalangan makam Ki Ngabei dijadikan pusat dari perguruan Setia Hati. Dan pada Tahun 1922 Murid KI Ngabei Soero Diwiryo mendirikan Setia Hati Teratai sebagai respon untuk mengembangkan Pencak silat dengan ideologi ke SH an.

Pertentangan Ideologi memulai memuncak ketika pendiri SH meninggal yang mana konflik tersebut di motori oleh dua murid kesayangan Ki Ngabei Soero Diwiryo yang mengakibatkan pecahnya SH dan terbagi dalam 2 wilayah teritorial yaitu SH Winongo yang tetap berpusat di Desa Winongo dan SH Terate di Desa Pilangbangau Madiun.

Konflik kedua murid merambat sampai akar rumput sampai sekarang yang di penuhi rasa kebencian satu sama lain. Belum lagi konflik di perparah kepentingan politik dan perebutan basis ekonomi. Basis pendukung antar kedua perguruan di bedakan oleh perbedaan kelas juga. SH Winongo berkembang dalam alan perkotaan dan basis pendukungnya adalah para bangsawan atau priyayi sedangkan SH Teratai berkembang di wilayah pedesaan dan pinggiran kota. Perpecahan kedua perguruan tadi juga terletak dalam strategi pengembangan ideologi yang satu bersifat ekslusif sedangkan Hardjo Utomo ingin membangun SH yang lebih bisa diterima masyarakat bawah guna melestarikan perguruan.

Melihat dari latar belakang tersebut konflik yang tejadi adalah konflik identitas yang mana kedua perguruan tersebut saling mengklaim kebenaran pembawa nilai Ideoligi SH yang orisinil dan menganggap dirinya yang paling baik dan benar. Klaim kebenaran terus menerus di reproduksi sehingga membentuk praktek–praktek diskursif yang saling meyalahkan satu sama lain.

Konflik yang di gerakkan oleh klaim kebenaran pemegang otoritas tunggal ideologi ke SH an juga di dukung olehkultur agraris masyarakat setempat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kegiatan selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari. Tumbuh suburnya perguruan silat di karesidenan Madiun juga di topang oleh idelogi pencak silat yang di olah kebatinan kejawen yang sangat familiar dalam kehidupan sehari–hari.

Implikasinya kelompok silat menjadi suatu yang itegral dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat juga ikut melestarikan konflik di sebabkan tingkat partisipasinya dalam kelompok silat sangat tinggi. Hadirnya kelompok silat dalam masyrakat agraris adalah sebuah media sosial untuk melepaskan rutinitas sehari–hari dan sebagai pelepas tekanan kemiskinan yang sering di derita masyarakat petani.

Partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kelompok silat dan di barengi sentimen ideologis yang kuat dan cenderung emosional dalam bertindak seringkali di manfaatkan oleh kelompok kepentingan yaitu oleh para politisi lokal untuk mendukung parpol yang di pimpimnya. Fenomena tersebut bisa di lihat Mantan Bupati Ponorogo Markum pada tahun 1998 lalu bergabung menjadi anggota kehormatan SH Terate. Maka kelompok silat yang jumlahnya ribuan sangat potensial untuk mendukung kepentingan parpol tertentu.

Hadirnya nuansa politisasi dalam sebuah organisasi silat yang menambah rantai konflik semakin panjang dan sangat sulit untuk diselesaikan. Pertarungan eksistensi antara SH Winongo dan SH Terate juga ber imbas pada perekutan anggota sebanyak–banyaknya. Dalam memperebutkan anggota juga sebagai perebutan basis ekonomi.

Penutup

Konflik Identitas antara SH Winongo dan SH Teratai yang di mulai dengan klaim kebenaran tentang pemegang teguh ajaran ke SH an sekarang mulai merebak pada perebutan basis ekonomi serta di manfaatkanya kelompok silat sebagai penyokong parpol tertentu.

Di lain sisi masyrakat pun ikut melestarikan adanya konflik tersebut. maka untuk menghindari adanya konflik ideologis yang berkepanjanngan perlu di lakukan tindakan yang tegas oleh aparat kepolisian. Serta pemerintah daerah setempat harus menciptakan media sosial yang lain yang dapat membuat masyarakat keluar dari rutinitas sehari-hari dan terlepas dari berbagai tekanan sosial ekonomi yang selalu menghatui.

Wanted

Wanted

Bagi Semua Kadang Di Seluruh Dunia yang ingin menjadi Tokoh dalam Blog ini Syaratnya :
1. Warga PSHT
2. Tulis Biodata Lengkap Mengenai diri anda
3. Tulis mengapa anda layak menjadi tokoh dalam blog ini
4. Foto berwarna

atau mempunyai berita tentang Persaudaraan Setia Hati Terate

kirim melalui E-mail tawakaltawakal@yahoo.com

setelah anda mengirim silahkan konfirmasi dengan comment disini

Latihan Gabungan Perguruan Pencak Silat se-Kota Batam

Latihan Gabungan Perguruan Pencak Silat se-Kota Batam

Sekitar 300 pesilat anak-anak, remaja dan dewasa dari berbagai perguruan pencak silat berkumpul di lapangan Engku Puteri Batam Centre kemarin Minggu (01/06/2008) jam 07.00 WIB. Dengan mengenakan pakaian seragam pencak silat masing-masing perguruan yang beraneka ragam, dengan kompak mereka bersama-sama melakukan stratching dan pemanasan

yang dipandu oleh Ricky Mendoza, Ketua Bidang Pembinaan Atlet Pengcab Perisai Diri Batam. Kemudian seluruh pesilat jogging bersama dengan berbaris rapi berjalan menyusuri jalan raya di sekitar kawasan kantor Pemko Batam.

"Latihan gabungan ini kami agendakan untuk dilaksanakan sebulan sekali, yaitu setiap hari minggu pagi pada minggu pertama, dan ini adalah yang pertama kalinya. Kali ini yang hadir ada tujuh perguruan, yaitu Perisai Diri, Tapak Suci, Bintang Surya, Pagar Nusa, Himssi, Setia Hati Organisasi dan
Talago Biru. Perguruan lainnya yang belum dapat bergabung kali ini, kami harapkan dapat bergabung dalam latihan gabungan bulan depan. Informasi yang kami dapatkan dari Pengcab IPSI Batam, di Kota Batam ini ada 24 perguruan pencak silat yang terdaftar secara resmi," papar Agus Winarno, Sekretaris Pengcab Perisai Diri Batam.

Setelah jalan bersama keliling Batam Centre, para pesilat mendapat pelatihan rangkaian teknik Jurus Tunggal Baku yang dipandu oleh Edi Priyono, Ketua Umum Pengcab Bintang Surya Batam. Jurus Tunggal Baku ini merupakan gerakan wajib yang dipakai dalam pertandingan pencak silat kategori tunggal yang dahulu disebut kategori seni tunggal atau wiragana. Untuk tahap awal diberikan rangkaian gerak tangan kosong. Untuk tahap berikutnya nanti bagi pesilat yang berpotensi untuk menjadi atlet kategori tunggal akan diberikan juga rangkaian gerak bersenjata golok dan toya.

Kegiatan dilanjutkan dengan latih tanding bagi kader atlet yang dipandu oleh Rendra Topan, Sekretaris Pimda Tapak Suci Batam. Dalam latih tanding ini, pesilat berhadapan dengan pasangannya dari perguruan lain. Selain uji coba para atlet, latih tanding ini juga dijadikan sebagai sarana pembibitan atlet dalam rangka regenerasi dan kaderisasi atlet-atlet pencak silat yang diharapkan akan dapat menambah deretan prestasi Kota Batam di bidang olahraga, terutama untuk pesilat anak-anak dan remaja. Dari antusias para peserta yang hadir terlihat bahwa Kota Batam memiliki banyak potensi atlet yang perlu pembinaan lebih lanjut.

Seusai latihan, para pengurus dan pelatih dari berbagai perguruan pencak silat yang hadir berkumpul untuk mengadakan diskusi dan sarasehan. Salah satu hal yang menjadi pembahasan yaitu mengenai agenda latihan gabungan bulan depan. Setelah pertemuan pertama yang koordinatornya dari Perisai Diri ini, pertemuan bulan depan yang menjadi koordinator adalah Pagar Nusa.

"Selama ini biasanya para pesilat dari berbagai perguruan pencak silat bertemu dalam even pertandingan. Kami berinisiatif untuk mengumpulkan mereka bukan dalam nuansa persaingan jual beli pukulan di arena, tapi dalam nuansa kebersamaan dan persahabatan, yaitu dengan kegiatan latihan gabungan seperti ini," jelas Agus Winarno, Sekretaris Pengcab Perisai Diri Batam. Ide dan gagasan latihan bersama ini sebelumnya telah dicetuskan dalam pertemuan silaturahmi beberapa pengurus dan pelatih perguruan pencak silat di lingkungan Kota Batam yang diadakan di Sekretariat Pengcab Perisai Diri Batam pada tanggal 30 Maret 2008. Kemudian Agus menyampaikan rencana kegiatan ini secara informal dalam website Wakil Walikota Batam dan langsung mendapat respon positif. "Pak Ria Saptarika melalui website-nya merespon bahwa beliau mendukung kegiatan ini. Beliau setuju dan berpesan bahwa pencak silat harus dilestarikan. Dan sesuai saran dari beliau, agar tidak bentrok jadwal kegiatan di lapangan Engku Puteri, maka kami membuat surat pemberitahuan ke Bagian Umum Pemko Batam dan sudah mendapatkan surat izin," ujar Agus.

Menurut Agus, latihan gabungan seperti ini diharapkan dapat menjadi sarana menjaga keharmonisan dan silaturahmi antar perguruan pencak silat sehingga menambah citra baik pencak silat sebagai olahraga seni beladiri warisan luhur budaya bangsa Indonesia. Selain itu diharapkan kegiatan ini dapat menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai dan melestarikan pencak silat sebagai salah satu kekayaan budaya asli bangsa Indonesia. Di akhir acara, Agus kembali menginformasikan bahwa seluruh perguruan pencak silat di Kota Batam, terutama yang belum dapat hadir kali ini, dipersilahkan untuk bergabung dalam latihan gabungan selanjutnya yang akan diadakan pada hari Minggu tanggal 6 Juli 2008.

Adu Bebas Profesional

Adu Bebas Profesional


Berbeda dengan pertandingan pencak silat biasa yang digelar di matras, silat adu bebas ini digelar di atas ring seperti ring tinju dengan ukuran 6x6 meter. Pertandingan dilangsungkan dalam enam ronde, masing-masing dengan durasi dua menit, kata H. Tarmadji yang juga Ketua DPRD Kota Madiun itu.

Menurut Tarmadji, peraturan silat bebas profesional tersebut tetap mengacu pada pertandingan silat yang ada di IPSI, tapi bedanya pesilat tidak menggunakan pelindung badan (body protector). Lebih jauh Tarmadji mengatakan, Silat Adu Bebas Profesional itu murni gagasan dari SHT karena didasari atas keinginan agar pencak silat juga mempunyai wadah pertandingan profesional seperti cabang olahraga lainnya dan menimbulkan kebanggaan atlet sebagai seorang pesilat.

Pada penyelenggaraan berikutnya, SHT siap melaksanakan Silat Adu Bebas Profesional dengan peserta dari seluruh perguruan yang ada. Tapi masing-masing atlet harus mewakili padepokan masing-masing, tidak membawa nama perguruan, kata Tarmadji menambahkan.

Ketua PB IPSI M. Taufik menyambut baik diadakannya Silat Adu Bebas Profesional tersebut karena para atlet memerlukan lebih banyak kompetisi yang selama ini lebih banyak bersifat amatir.

M. Taufik yang juga salah satu deputy Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah itu mengharapkan agar kejuaraan selanjutnya bisa dikemas secara lebih baik dan profesional dan yakin bahwa ajang tersebut akan menarik minat stasiun televisi seperti yang pernah ditayangkan sebelumnya.

Kejuaraan Silat Adu Bebas Profesional yang menggelar partai final sampai Minggu dinihari tersebut diikuti oleh 61 atlet yang berasal dari 16 padepokan SHT yang tersebar di berbagai Tanah Air.

Pada kelas bebas (60kg ke atas), terjadi pertarungan sengit ketika juara PON 2004 dan peraih perunggu SEA Games 2005 Heri Hono yang mewakili padepokan Lembu Swana Kutai (Kaltim), hampir saja dikalahkan Husni Mubarok (Lereng Gunung Meratus Balikpapan).

Heri Hono yang lebih tinggi dan lebih besar dibanding lawannya beberapa kali terbanting ke kanvas meski akhirnya menang dengan skor tipis 2-1.

Sebagai juara, Heri Hono berhak atas hadiah uang sebesar Rp2 juta ditambah berbagai bonus, sementara Husni harus puas dengan hadiah sebesar Rp1 juta.

Pertandingan Silat Adu Bebas Profesional yang berlangsung di halaman terbuka Padepokan SHT tersebut mendapat sambutan cukup meriah dari sekitar 1.500 warga Madiun dan mereka tidak beranjak dari tempat duduk mereka meski partai terakhir baru usai menjelang dini hari, serta suhu udara yang dingin.(*)

Sejarah Terbentuknya 10 Perguruan Besar

Sejarah Terbentuknya 10 Perguruan Besar

Pada tahun 1950 Pemerintahan Republik Indonesia berpindah tempat dari Yogyakarta ke Jakarta. Perpindahan tersebut diikuti dengan perpindahan kantor kementerian, kantor-kantor pemerintah dan pegawai-pegawainya.

Demikan pula Pengurus Besar IPSI secara de facto berpindah tempat dari Yogyakarta ke Jakarta, namun tidak semua anggota pengurus-pengurus Besar Ikata Pencak Silat Indonesia dapat ikut pindah ke Jakarta.

Manajemen dan Operasional PB IPSI pun melambat sedang sistem kendali terhadap Pencak Silat semakin menyusut.

Pada tahun 1950 tersebut Negara Republik Indonesia juga sedang dirongrong oleh gerakan separatis Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia ( DI/TII ) yang bermasud mendirikan Negara Islam Indonesia.

Untuk melawan DI/TII tersebut Panglima Teritorium III waktu itu, Kolonel (terakhir Letnan Jenderal) R.A. Kosasih dibantu Kolonel Hidayat dan Kolonel Harun membentuk PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia) yang dimaksudkan untuk menggalang kekuatan jajaran Pencak Silat untuk menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah Lampung, Jawa Barat (termasuk Jakarta), Jawa Tengah bagian Barat termasuk D.I. Yogyakarta.

Sesuai dengan wilayah pembinaannya, maka aliran Pencak Silat yamg termasuk PPSI ialah Perguruan Pencak Silat aliran Pasundan.

Sehingga timbulah dualisme dalam pembinaan, pengendalian Pencak Silat di Indonesia. Kebetulan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) lebih banyak melaksanakan pembinaan pada aspek Olah Raga, sedangkan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) lebih banyak membina pada aspek seni pertunjukan (ibing Pencak Silat) dan Pencak Silat bela diri untuk melawan DI/TII.

Persatuan dan kesatuan jajaran Pencak Silat di Indonesia menjadi lebih terancam lagi dengan adanya Perguruan Pencak Silat yang mengembangkan Pencak Silat tersendiri di luar IPSI dan PPSI, misalnya Bapensi, Perpi, Silat Betawi, dll.

Sementara itu IPSI harus berjuang keras agar Pencak Silat dapat masuk sebagai acara pertandingan di Pekan Olahraga Nasional. Sedangkan PPSI pun setiap menjelang PON juga berusaha untuk memasukkan Pencak Silatnya agar dapat ikut PON. Namun Pemerintah, yang pada tahun 1948 ikut mendirikan IPSI, hanya mengenal IPSI Induk Organisasi Olah Raga pada tahun 1950 masih KOI dan PORI, tahun 1960-an menjadi KOGOR, menjelang Asian Games ke-IV/ 1962 di Jakarta KOGOR dibubarkan dibentuk DORI. KOGOR (Komando Gerakan Olah Raga), DORI (Dewan Olah Raga Indonesia).

DORI dipimpin secara ex officio oleh Presiden Soekarno dan Menteri Olah Raga Maladi. Bp. Maladi mantan Ketua Persatuan Sepak Bola Solo (PERSIS) mengetahui benar pembentukan IPSI pada tahun 1948, sehingga beliau juga menganggap IPSI sebagai satu-satunya induk Organisasi Cabang Olah Raga Pencak Silat.

Apalagi pada tahun 1969 tanggal 31 Desember IPSI ikut mendirikan Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) maka status keanggotaan IPSI di KONI adalah sebagai Pendiri menjadi lebih kokoh lagi.

Pada Era tahun 1960, PB IPSI membentuk Laboratorium Pencak Silat yang bertujuan agar dapat disusunnya suatu peraturan pertandingan Pencak Silat yang baku dan memenuhi kriteria suatu pertandingan olahraga, yang dapat dipertandingkan ditingkat Nasional.

Para Laborat, terdiri dari : Bp.Arwono Adji HK dari Perisai Diri, Bp. Januarno dan Bp. Imam Suyitno dari Setia Hati Terate, Bp. Moch Hadimulyo dibantu Dr. Rachmadi dan Dr. Djoko Waspodo dari KPS Nusantara. Sebagai informasi sebelumnya, sejak PON ke IV di Bandung, Pencak Silat hanya dipertandingkan dalam bentuk demonstrasi (eksebisi), dalam bentuk permainan tunggal (solospel) dan permainan ganda dan ini berlangsung sampai PON ke VII di Surabaya.

Menjelang Kongres IPSI ( Munas ) IPSI ke IV tahun 1973 beberapa tokoh Pencak Silat yang ada di Jakarta membantu PB IPSI untuk mencari calon Ketua Umum yang baru, karena Bp. Mr. Wongsonegoro pada saat itu sudah tua sekali.

Bp. Brigjen Tjokropranolo ( terakhir Letjen TNI ) yang pada saat itu menjabat selaku Gubernur DKI Jakarta, bersedia menjadi calon Ketua Umum PB IPSI.

Kemudian Bp. Tjokropranolo dibantu oleh Perguruan Pencak Silat antara lain : Dari Tapak Suci Bp. Tanamas, Bp. Haryadi Mawardi; Dari KPS Nusantara Bp. Moch Hadimulyo dibantu Bp. Sumarnohadi, Dr. Rachmadi, Dr. Djoko Waspodo; Dari Kelatnas Perisai Diri Bp. Arnowo Adji HK; Dari Phasadja Mataram Bp. KRT Sutardjonegoro; Dari Perpi Harimurti Bp. Sukowinadi; Dari Perisai Putih Bp.Maramis, Bp. Runtu, Bp. Sutedjo dan Bp. Himantoro; Dari Putera Betawi Bp.H. Saali; Dari Persaudaraan Setia Hati Bp. Mariyun Sudirohadiprodjo, Bp. Mashadi, Bp. Harsoyo dan Bp.H.M. Zain; Dari Persaudaraan Setia Hati Terate Bp. Januarno, Bp. Imam Suyitno dan Bp. Laksma Pamudji.

Atas jasa Bp. Tjokropranolo, kemudian berhasil diadakan pendekatan kepada 3 (tiga) pimpinan PPSI yang kebetulan satu corps yaitu Corps Polisi Militer, maka IPSI setuju berintegrasi pada IPSI, dan Sekretariat PB IPSI di Stadion Utama dijadikan juga sebagai Sekretariat PPSI.

PAda Kongres IPSI ke IV, Bp.H. Suhari Sapari, Ketua Harian PPSI datang ke Kongres dan menyatakan bahwa PPSI bergabung ke IPSI. Kedudukan beliau sebagai Ketua Bidang Seni kenudian digantikan oleh Bp. HMSTA Johny.

Pada waktu Bp. Tjokropranolo menyusun kepengurusan PB IPSI, banyak diantara tokoh-tokoh tersebut diatas bergabung menjadi anggota PB IPSI untuk bersama-sama meningkatkan kewibawaan, kemantapan manajemen, memperkuat rentang kendali PB IPSI sampai ke daerah-daerah.

Bapak Tjokropranolo juga merintis berdirinya Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa disingkat PERSILAT yang kemudian diperkuat oleh Bp.H. Eddie M.Nalapraya.

Perguruan Pencak Silat yang ikut memperjuangkan utuhnya IPSI tersebut pada Kongres IPSI ke IV/1973 ditetapkan sebagai 10 (sepuluh) Perguruan Pencak Silat yang dianggap memenuhi syarat sebagai Anggota IPSI Pusat. Jasa pemersatu IPSI sebagai ganti persyaratan anggota IPSI Pusat.

Dalam kurun waktu kepengurusan Bp.Tjokropranolo salah satu anggota IPSI Pusat mohon kepada Ketua Umum PB IPSI agar perguruannya dikeluarkan dari keanggotaannya di IPSI Pusat, karena merasa bahwa perguruannya tidak memenuhi persyaratan sebagai anggota IPSI Pusat, namun Bp. Tjokropranolo menjawab bahwa keanggitaan 10 (sepuluh) Perguruan Silat tersebut di IPSI Pusat tidak tergantung memenuhi syarat atau tidak ketentuan keanggotaan IPSI Pusat, melainkan bahwa 10 (sepuluh) Perguruan Silat tersebutlah yang telah berhasil bukan sekedar menyusun bahkan juga melaksanakan program-program IPSI secara konsisten dan berkesinambungan.

Pada tahun 1974 bulan November oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan Seminar Olah Raga Asli di Tugu, Cipanas sebagai langkah awal untuk memasukkan Pencak Silat disekolah, Penciptaan Senam Pagi seri A,B,C,D yang mengambil unsure gerakan Pencak Silat. Pencak Silat juga asudah berhasil masuk sebagai kurikulum disekolah. Akan tetapi ternyata IPSI dan anggotanya tidak mampu mensilabus dan kurikulum disekolah yang bersangkutan.

Pada waktu kepemimpinan Bp. Eddie M. Nalapraya nama kelompok 10 (sepuluh) Perguruan Silat anggota IPSI Pusat tersebut diubah menjadi “10 (sepuluh) Perguruan Historis“, setelah sebelumnya disebut sebagai “Top Organisasi“ juga “Perguruan Induk“ dan kemudian “Perguruan Anggota Khusus”, dimana keanggotaannya di IPSI Pusat menjadi anggota khusus. Di dalam setiap Munas IPSI maka Perguruan Historis ini selalu menjadi peserta dan memiliki hak suara didalam Munas.

Mengikuti pola keanggotaan tersebut, maka pada saat pendirian PERSILAT, diadakan pula sebutan “Negara Pendiri“ yang merupakan Negara-Negara yang pertama kali mendirikan PERSILAT, dan memiliki hak khusus, yakni memiliki hak untuk menempatkan personilnya sebagai President of PERSILAT (Ketua Umum PERSILAT) secara bergiliran diantara para Negara Pendiri tersebut.

PSHT, SH Terate, silsilah Persaudaraan Setia Hati Terate, silsilah SH Terate

Tego Larane Ora Tego Patine

Konsep persaudaraan adalah konsep di mana setiap jiwa yang terikat di dalamnya siap untuk menerima jiwa yang lain apa adanya. Penerimaan jiwa lain apa adanya ini tidak semata-mata menerima tanpa menyadari pentingnya makna dari persaudaraan itu sendiri. Persaudaraan berkaitan dengan bagaimana saling menghargai, menghormati, dan tentu nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kebenaran.

Jiwa-jiwa yang sudah terikat dalam ikatan Persaudaraan Setia Hati Terate pun tidak boleh lepas dari prinsip ini. Antara jiwa Terate satu dengan jiwa Terate lain mempunyai kewajiban saling menghamat-hamati, saling menghargai, dan saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Selanjutnya bagaimana wajud nyata persaudaraan itu?

Dalam istilah Jawa sebagai salah satu falsafah yang dipegang oleh semua warga SH Terate "
Tego Larane Ora Tego Patine" (Tega sakitnya tidak akan tega matinya). Jadi ... ketika konsep persaudaraan itu sudah melekat dalam jiwa-jiwa Terate, adalah sudah menjadi kewajiban untuk saling mengingatkan manakala saudaranya berbuat yang tidak baik dan benar. Mengingatkan itu mulai dengan lisan. Apabila masih juga tidak mau mendengarkan, dengan terpaksa prinsip tego larane ora tego patine harus diterapkan. "Dihajar" itu adalah jalan terakhir, jika dengan dihajar itu saudara kita dapat berubah. Namun demikian, menghajar saudara yang tidak mau diluruskan dengan lisan bukanlah tujuan untuk menyakiti. Bagaimana pun konsep ikatan persaudaraan sudah mengikat dalam jiwa-jiwa yang terikat dalam PSH Terate itu.

Meskipun kadang kita harus tega "menghajar" hingga terluka, namun kematian persaudaraan kita adalah rasa "kematian" pada diri kita juga. Bagaiman jika diri kita "mati"? Maka tidak mungkin kita rela mati dengan keadaan yang tidak selayaknya. Maka
tego larane ora tego patine, akan tetap melekat dalam setiap jiwa Terate.

Silsilah Persaudaraan Setia Hati Terate

Persaudaraan Setia Hati Terate tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Diawali dengan didirikannya Sedulur Tunggal Kecer, hingga turun temurun dan terpecah menjadi beberapa organisasi. Dan salah satu organisasi yang paling eksis dan tetap utuh adalah Persaudaraan Setia Hati Terate seperti yang terlihat pada gambar silsilah berikut di atas. Di samping itu, PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) juga tetap menjadi aliran pencak silat terbesar di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Ciu Tak Ocak-Acik Mrico Polo Digawe Dakon

Lucu ya? Ciu tak ocak-acik mrico polo digawe dakon adalah salah satu parikan

Ciu tak ocak-acik (Ciu/tuak diobok-obok)
Mrico polo digawe dakon (Merica pala dijadikan congklak)
Karepku ngono digawe becik (Mauku dibuat baik)
Dene tinompo olo monggo kemawon (Jika diterima tidak baik silahkan saja)

Rasa tidaklah berlebihan jiwa orang SH Terate mempunyai parikan semacam itu. Jiwa SH Terate yang penuh cinta kasih dan damai ini tidak boleh terwarnai dengan hal-hal buruk yang akan menghancurkan diri sendiri, dan dalam skala besar menghancurkan nama baik SH Terate. SH Terate didirikan atas dasar semangat persaudaraan. Di samping itu, tujuan dari SH Terate juga menciptakan manusia berbudi luhur tahu benar dan salah. Jadi manaka jika berbuat baik kepada orang lain, hanya harapan baik pula atas balasan dari Tuhan. Kita tidak perlu berpamrih, apalagi jika kita melakukan hal yang baik untuk orang lain namun diterima sebagai sesuatu yang tidak baik, biarkan saja. Banyak faktor yang menyebabkan mereka berlaku seperti itu. Pertama, mungkin karena orang yang kita baiki itu tidak mengerti maksud kita. Yang kedua, dan yang justru harus kita waspadai adalah cara kita. Ilmu cara ini adalah ilmu pamungkas agar orang yang kita baiki mengerti bahwa tujuan dan niat kita baik.

Cara yang santun dan halus adalah cara terbaik kita untuk melakukan kebaikan dan melayani orang lain dengan kebaikan. Ketika kebaikan kita berikan kepada orang lain dengan cara yang baik dan santun, niscaya orang pun akan menerima kebaikan itu dengan tulus. Pun ketika kita melakukan hal yang jahat namun dengan cara yang santun dan halus, maka itu hal itu cenderung lebih diterima. Manakala sebaliknya, kita melakukan hal baik namun dengan cara-cara yang kasar dan tidak santun, akankah orang lain dapat menerima maksud baik kita.

Saudara-saudaraku semua kadang SH Terate di manapun berada, ketika kita sudah melakukan yang terbaik, hal-hal baik dan benar dengan cara yang baik dan santun, sementara orang masih tetap tidak menerima yang mungkin disebabkan oleh faktor ketiga (menurut pendapat saya) bahwa orang tersebut memang sudah tidak suka dengan cara apapun yang kita lakukan (baik kasar ataupun santun), maka ingat prinsip di atas: Maksud hati melakukan yang baik tapi jika diterima sebagai sesuatu yang tidak baik silahkan saja. Tugas kita bukanlah untuk menerima imbalan langsung orang yang kita layani kebaikan, namun dari Tuhan kita.
(semacam pantun singkat) bahasa Jawa yang harfiahnya berarti Ciu dikocok-kocok, merica dan pala dijadikan congklak. Namun ada lanjutannya, tepatnya:

Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Coba

Kesengsaraan akan selalu menghiasi kehidupan manusia. Manusia diciptakan dan dilahirkan di muka bumi ini adalah untuk berjuang. Kehidupan yang tanpa perjuangan adalah kehidupan nanti setelah kematian kita, setelah terompet sangkala di tiup. Di sana hanya ada dua kehidupan, kehidupan kesengsaraan dan kehidupan penuh kenikmatan. Namun, sebagai manusia yang masih hidup di dunia fana ini, kesengsaraan dan kenikmatan hidup akan selalu seiring sejalan. Tidak ada manusia yang selalu bahagia penuh kenikmatan, dan tidak ada pula manusia yang selalu sengsara.
Keyakinan akan kesengsaraan sebagai cobaan hidup itu diyakini oleh semua keyakinan agama. SH Terate pun menganggap hal yang sama, sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi coba (seberapa pun besarnya kesengsaraan jika diterima hanya menjadi cobaan). Tuhan Yang Maha Penyayang tidak akan pernah memberikan cobaan hidup melebihi kemampuan hamba-Nya. Seberapapun beratnya cobaan dan kesengsaraan hidup yang kita alami, itu artinya kesengsaraan dan cobaan hidup itu sanggup kita pikul dan tanggung. Tidak ada maksud Tuhan dengan memberikan cobaan dan kesengsaraan itu kecuali untuk memuliakan hamba-Nya.
Cobaan tidak akan pernah lepas dari kehidupan. Namun kita yakini bahwa dalam setiap ajaran kebaikan selalu ditanamkan bahwa bersama kesengsaraan ada kemudahan. Dalam agama Islam, agama yang saya anut, dikatakan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, di balik kesulitan ada kemudahan. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa sebagai manusia, khususnya manusia SH yang selalu ber-SH, tidak boleh mengeluh, tidak boleh menyerah dengan tantangan, kesengsaraan, dan cobaan hidup. Karena seberapapun besarnya kesengsaraan jika diterima dengan ikhlas maka itu hanya akan menjadi cobaan. Karenanya kita mesti ingat bahwa Tidak ada maksud Tuhan dengan memberikan cobaan hidup kecuali untuk memuliakan hambanya. Untuk saudara-saudara yang sedang dicoba dengan cobaan yang sangat berat, bersabarlah. Ingat pepatah di atas, ingat ajaran agama.

Ngalah, Ngalih, Ngamuk

Ngalah, ngalih, ngamuk. Pepatah Jawa ini bila kita terjemahkan secara harfiah artinya: mengalah, menyingkir, dan mengamuk. Benar adanya untuk kondisi di mana musuh fisik selalu mengganggu. Ketika Orang SH Terate diganggu, maka prinsip pertama adalah ngalah. Artinya bahwa orang SH Terate berjiwa andap asor (rendah hati). Sekalipun musuh petantang-petenteng namun orang SH Terate diwajibkan sabar dengan cara mengalah terlebih dahulu. Ketika dengan mengalah "musuh" masih saja mengganggu, maka sebagai orang yang cinta damai seperti bunga teratai, maka orang SH Terate harus ngalih (menyingkir).

Namun ketika dua tindakan ini sudah kita lakukan, sementara musuh masih saja tetap mengganggu, maka
ngamuk (mengamuk) adalah jalan terakhir untuk mengatasi musuh yang terus mengganggu. Inilah jiwa kesatria orang SH Terate, di mana sebagai seorang kesatria (pendekar), orang SH Terate selalu rendah hati (mengalah). Toh, mengalah bukan berarti kalah. Orang SH Terate berprinsip Nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake (menggeruduk musuh tanpa bala tentara (teman = kroyokan) dan menang tanpa merendahkan).

Dengan prinsip kita yang begitu indah ini, diharapkan semua jiwa Terate tetap berpegang teguh pada cinta damai dan perdamaian. Karena kita harus tetap ingat bahwa kita semua akan
ngunduh wohing pakarti (memetik apa yang kita tanam). Ketika kita menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kita panen, dan ketika kita menanam keburukan maka keburukan pula yang akan kita panen. Mustahil bagi petani jika menanam pisang akan tumbuh padi, dan mustahil pula jika menanam padi berharap panen jagung.

Selain itu,
surodirojoyoningrat lebur dening pangastuti. Kesaktian yang disertai kesombongan dan keangkuhan akan hancur luluh oleh kebaikan dan kelemahlembutan.

Kamis, 18 Juni 2009

Ikatan Pencak Silat Indonesia

Ikatan Pencak Silat Indonesia


Langsung ke: navigasi, cari
Lambang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional Indonesia yang membawahi kegiatan Pencak silat secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.

Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia

Sejarah dan perkembangannya

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.

Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.

Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.

A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Aspek dalam pencak silat

Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.

Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.

Pencak Silat sebagai olahraga umum

Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.

Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :

  • Olahraga rekreasi
  • Olahraga prestasi
  • Olahraga massal


Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :

  • 1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
  • 2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
  • 3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
  • 4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
  • 5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
  • 6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).

Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Program pembinaan Pencak Silat

Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran.

Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.

Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :

  • 1. Jalur pembinaan seni
  • 2. Jalur pembinaan olahraga
  • 3. Jalur pembinaan bela diri
  • 4. Jalur pembinaan kebatinan

Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.

Kebersamaan PSHT dan PSH Tunas Muda Winongo

Kebersamaan PSHT dan PSH Tunas Muda Winongo

(160 total kata pada artikel ini)
(13618 Dibaca) Versi Cetak


Kita cukup mengenal dengan perseteruan-persetueruan tak beralasan antara generasi
muda Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo.
Dalam acara yang cukup ramah dan simpatik inilah masing-masing ketua dari 2 Perguruan besar
duduk bersama. Keihklasan untuk bisa saling menerima perbedaan adalah suatu hal yang mudah,
bila kita mempunyai hati yang putih, suci dan niat bersih untuk perdamaian.
Kenapa kita harus "berkelahi" bila harus mendapatkan pengakuan ?


2 Pemimpin Perguruan besar memberikan simbolisasi Persatuan dan Perdamaian
dengan saling menggenggam kedua tangan mereka. Ternyata, masyarakat (anggota dari 2 perguruan besar)
masih perlu simbolisasi dari pemimpin mereka untuk bisa berubah. Semoga saja Tuhan YME
memberikan para anggota dan simpatisan suasana kedamaian di hatinya masing-masing. Amin.


Semakin makmur para masyarakat karena kebutuhan dasar sudah mencukupi, maka mereka akan semakin damai. Tetapi kenapa meski anggota dari 2 Perguruan besar itu sudah kenyang dengan makanan tetap saja "berkelahi"?. Semoga simbolisasi Tumpengan ini bisa memberi berkah bagi kedua Perguruan besar ini. Amin.
. : Selamat Datang di PSHT SMA Negeri 1 Sutojayan : .
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE